hari ini adalah hari ke-44 sejak kepergian putra tercinta ku untuk selamanya. namun mendung hitam kesedihan dan kepedihan itu masih terpancar jelas di hati ku. tiap kali melihat foto pangeran mungil-ku, kesedihan itu kembali menyayat hati ku. mungkin dihadapan semua orang, aku bisa terlihat begitu tegarnya, aku sudah terlihat ceria seperti sedia kala. seperti sandy yang dikenal keluarga dan teman-teman ku selama ini.

tapi sungguh...didalam hati ku ini, aku masih selalu bertanya, kenapa tuhan sangat cepat mengambil anak ku. apakah aku bukan bunda yang baik untuk anak ku, sampai pada akhirnya tuhan begitu cepat memanggilnya. apakah kami belum bisa menjadi orang tua yang baik bagi keturunan kami. apakah kami belum pantas menjadi orang tua yang bisa mengasuh, mendidik, dan menjaga anak-anak kami.

apakah seperti itu, tuhan ???
pertanyaan ini selalu berkumandang dihati ku. selalu membuat ku merasa sudah gagal menjadi wanita seutuhnya. dalam keheningan malam disaat semua orang sudah berada di peraduannya untuk tertidur lelap, aku masih berkutat dengan kesedihan ku, menangis tertahan karena aku tidak ingin memperlihatkan kesedihan ku yang mendalam ini dihadapan siapa pun, terutama dihadapan suami ku tercinta.

tuhan...
sungguh aku sudah ikhlas melepas anak ku untuk berada disisi-Mu.
tapi kenapa aku masih tetap tidak percaya Kau begitu cepat mengambilnya.

tuhan...
maafkan aku, karena aku masih belum rela Kau renggut abi-ku dari sisi kami.
seandainya bisa Kau ganti, maka aku rela menggantikan nyawa anak ku dengan nyawa ku ini, tuhan.

FABIAN ANDIKA DARMAWAN...kenapa waktu mu bersama bunda begitu singkatnya. kenapa bunda tidak diberi kesempatan untuk mendengar tangisan abi, melihat sinar mata abi.
abi pasti udah bahagia disana ya. abi pasti sudah di surga ya, nak.

bunda sayang abi...i love u so much, anak-ku....